Iklan

iklan

Distanak Sulawesi Tenggara Rancang Strategi Mitigasi Hadapi Musim Kemarau

Kamis, 18 Juli 2024 | 00:31 WIB Last Updated 2024-08-27T16:38:37Z

Kadis Tanaman Pangan dan Peternakan Sulawesi Tenggara arahkan seluruh jajaran untuk menyusun strategis mitigasi hadapi musim kemarau. Foto: Ist

KENDARI, NOTIFSULTRA.ID
- Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distanak) Sulawesi Tenggara mulai merancang strategi mitigasi menghadapi musim kemarau yang diperkirakan mulai terjadi pada Agustus 2024.

Kepala Distanak Sulawesi Tenggara, La Ode Muhammad Rusdin Jaya, mengatakan salah satu langkah yang dilakukan adalah mengidentifikasi secara dini kesiapan sentra-sentra produksi di Sulawesi Tenggara, Senin.

"Sentra-sentra tersebut tersebar di beberapa daerah, seperti Konawe Selatan, Bombana, Kolaka, Kolaka Timur, Konawe Utara, dan Konawe yang semuanya memiliki potensi cukup besar," ujarnya.

Rusdin mengimbau kepada seluruh penyuluh pertanian untuk melakukan pendataan secara intensif guna merumuskan langkah-langkah yang tepat dalam menghadapi musim kemarau.

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Sulawesi Tenggara bersama jajaran saat meninjau lokasi sawah yang kesulitan air. Foto: Ist

"Misalnya pendataan dilakukan di daerah-daerah yang akan mendapatkan bantuan pompa air, karena saat ini Kementan telah menyiapkan 75 unit pompa air yang tersebar di sembilan kabupaten dan kota," ujarnya.

Ia juga menyebutkan beberapa daerah di Sultra belum memanfaatkan pompa secara maksimal karena curah hujan yang masih tinggi. 

Menurutnya, kondisi ini mengharuskan pihaknya untuk lebih proaktif dalam memastikan pompa-pompa air tersebut digunakan secara efektif saat musim kemarau tiba, sehingga produktivitas pertanian tetap terjaga.

Selain itu, ia menyebutkan langkah antisipasi lainnya adalah dengan memanfaatkan APBD untuk mengalokasikan dana pembangunan sumur bor di areal pertanian, sehingga tidak terjadi kekeringan saat musim kemarau tiba. 

Pembangunan sumur bor ini diharapkan dapat menjadi solusi jangka panjang bagi petani dalam mengatasi masalah kekurangan air, khususnya di daerah-daerah yang rentan terhadap kekeringan.

"Kami berharap upaya mitigasi ini setidaknya dapat mengurangi risiko akibat parah yang mungkin timbul akibat kekeringan saat musim kemarau," imbuhnya.

Selain strategi yang telah disebutkan, Distanak Sultra juga mengajak masyarakat, terutama para petani, untuk lebih bijak dalam menggunakan sumber daya air yang tersedia. 

Hal ini penting dilakukan agar ketersediaan air selama musim kemarau dapat dikelola dengan baik dan mencukupi kebutuhan tanaman yang ada. 

Mitigasi hadapi musim kemarau untuk area sawah dengan pompanisasi. Foto: Ist

Pihaknya juga berencana untuk memberikan edukasi dan pelatihan kepada petani terkait teknik irigasi hemat air yang bisa diterapkan di lapangan.

Lebih lanjut, Rusdin menekankan pentingnya koordinasi antara pemerintah daerah dan pusat dalam memastikan program mitigasi ini berjalan efektif. Kolaborasi ini dinilai penting mengingat tantangan yang dihadapi cukup kompleks dan memerlukan dukungan dari berbagai pihak. 

Selain itu, ia juga mengingatkan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam upaya menjaga lingkungan, seperti penanaman pohon di sekitar lahan pertanian yang dapat membantu menahan laju air dan menjaga kelembaban tanah.

Dengan langkah-langkah tersebut, Distanak Sultra optimis bahwa dampak musim kemarau terhadap sektor pertanian di wilayahnya dapat diminimalisir. 

Dukungan dan partisipasi aktif dari seluruh pihak, mulai dari pemerintah, penyuluh, hingga petani, sangat dibutuhkan untuk menghadapi tantangan musim kemarau ini dengan lebih baik dan terencana.

Laporan: Ary

iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Distanak Sulawesi Tenggara Rancang Strategi Mitigasi Hadapi Musim Kemarau

Trending Now

Iklan

Iklan

Iklan