Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Sulawesi Tenggara, Rusdin Jaya. Foto: Ist
KENDARI, NOTIFSULTRA.ID - Penyakit hewan menular memang menjadi kendala para peternak, hal itu juga berdampak pada target produksi peternakan, sehingga dibutuhkan penanganan khusus dan peran pemerintah dalam menekan penyakit hewan menular.
Jenis penyakil menular yang kerap melanda ternak diantaranya penyakit mulut dan kuku (PMK), Brucella, Septisemia Epizootica (SE) dan antraks.
Untuk diketahui beberapa PHMS yang telah menyebar di Sulawesi Tenggara diantaranya jembrana menyerang khusus sapi bali, Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada sapi, kambing, Rabies pada anjing, kucing atau kera, dan African Swine Faver (ASF) yang hanya menyerang ternak babi.
Antisipasi penyakit hewan menular, Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Provinsi Sulawesi Tenggara beberkan beberapa upaya pengendalian penyakit hewan menular strategis.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Sulawesi Tenggara mengatakan salah satu upaya pengendalian penyakit hewan menular strategis adalah dengan melarang pemasukan, perdagangan, jual beli hewan rentan PHMS.
"Melarang pemasukan hewan ternak seperti sapi, kerbau, kambing, domba dan bami dari wilayah yang sedang ada kasus atau dugaan," ujar Rusdin Jaya.
Rusdin menambahkan hingga saat ini di Sulawesi Tenggara baru 4 PHMS yang terkonfirmasi telah menyerang ternak masyarakat melalui uji laboratorium balai besar veteriner Maros.
Tentunya, lanjut Rusdin hal ini menjadi atensi bersama terkait penyebaran PHMS di Sulawesi Tenggara, ia menyebut pihaknya telah menyampaikan surat ke Kementerian RI terkait dengan mengantisipasi penyebaran virus ini.
![]() |
Jenis penyakil menular yang kerap melanda ternak diantaranya penyakit
mulut dan kuku (PMK), Brucella, Septisemia Epizootica (SE) dan antraks. Foto: Ist |
Rusdin membeberkan pihaknya akan melakukan percepatan vaksinasi untuk semua jenis hewan rentan PHMS secara tertarget sesuai dengan juknis dan SOP program vaksinasi, guna mencega atau mengahambat semakin meluasnya kasus kejadian.
Meningkatkan kegiatan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE), kepada pemilik, pengembala, pedagang, penjual dan pengepul ternak dengan populasi tinggi tentang bahaya dan kerugian akibat PHMS dan upaya pencegahan dan pengendalian PHMS, penerapan biosecuriti serta kontrol vektor.
![]() |
PHMS yang telah menyebar di Sulawesi Tenggara diantaranya African Swine Faver (ASF) yang hanya menyerang ternak babi. Foto: Ist |
Rusdin juga mengatakan pihaknya telah realiasikan vaksin PMK dan vaksin Jembrana, untuk vaksin PMK sebanyak 34.981 dosis dan vaksin Jembrana sebanyak 15.000 dosis.
Rusdin menambahkan pihaknya telah menyalurkan vaksin ini sejak Januari 2024 karena vaksin Jembrana ini datang pada akhir tahun 2023.
Rusdin optimis dengan adanya distribusi 15.000 vaksin Jembrana ini akan mengurangi angka kematian pada sapi.
Laporan: Ary