![]() |
Penggunaan pupuk Phonska masih mendominasi di Sulawesi Tenggara Hingga Juli 2024. Foto: Ist |
KENDARI, NOTIFSULTRA.ID - Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distanak) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) melaporkan perkembangan terbaru terkait penyaluran pupuk subsidi di wilayah tersebut hingga Juli 2024.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh Distanak, penyaluran pupuk subsidi didominasi oleh pupuk jenis Phonska, dengan jumlah yang telah mencapai 19.940 ton. Jumlah ini menunjukkan tingginya kebutuhan petani akan pupuk Phonska untuk mendukung produktivitas pertanian di Sulawesi Tenggara.
Kepala Distanak Sultra, La Ode Muhammad Rusdin Jaya, menjelaskan bahwa dari tiga jenis pupuk subsidi yang dialokasikan di Sulawesi Tenggara, pupuk Phonska merupakan jenis pupuk dengan tingkat realisasi penyaluran tertinggi dibandingkan dengan jenis pupuk lainnya.
"Dari total alokasi sebesar 36.294 ton, pupuk Phonska telah tersalurkan sebanyak 19.940 ton atau sekitar 54,9 persen," kata Rusdin Jaya saat ditemui di kantornya di Kendari.
![]() |
Penyaluran Pupuk Subsidi di Sultra Didominasi oleh Pupuk Phonska Hingga Juli 2024. Foto: Ist |
Selain pupuk Phonska, pupuk Urea juga mencatatkan angka penyaluran yang cukup signifikan, yaitu sebanyak 15.671 ton dari total alokasi 31.363 ton, atau setara dengan 50 persen dari alokasi yang ada.
Sementara itu, pupuk Kakao mencatatkan realisasi penyaluran sebesar 3.375 ton dari alokasi 16.968 ton, atau sekitar 19,9 persen. Data ini menunjukkan bahwa pupuk Phonska menjadi pilihan utama petani di Sulawesi Tenggara, diikuti oleh Urea dan Kakao.
Ketiga jenis pupuk ini, yang sangat dibutuhkan oleh para petani untuk mendukung produksi pertanian di Sulawesi Tenggara, memiliki harga yang bervariasi. Pupuk Urea, yang digunakan untuk memberikan unsur nitrogen bagi tanaman, dibanderol dengan harga Rp2.250 per kilogram atau setara dengan Rp112.500 per sak.
Sementara itu, pupuk Phonska, yang merupakan pupuk majemuk dengan kandungan Nitrogen, Fosfor, dan Kalium, dijual dengan harga Rp2.300 per kilogram atau setara dengan Rp115.000 per sak. Pupuk Kakao, yang dirancang khusus untuk tanaman kakao, memiliki harga tertinggi di antara ketiga jenis pupuk tersebut, yaitu Rp3.300 per kilogram atau Rp165.000 per zak.
Rusdin Jaya menekankan pentingnya peran kios-kios pupuk dalam mendukung kelancaran distribusi pupuk subsidi ini. Menurutnya, kios-kios pupuk, terutama yang berada di sentra padi di Sulawesi Tenggara, harus mampu memberikan akses yang lebih baik bagi para petani untuk mendapatkan pupuk.
"Kami berharap agar kios-kios pupuk dapat berperan aktif dalam menyediakan pupuk bagi petani dengan cepat dan tepat waktu, sehingga produksi pertanian di Sulawesi Tenggara dapat terus meningkat," ujarnya.
Lebih lanjut, Rusdin Jaya juga mengapresiasi kerja keras semua pihak yang terlibat dalam pendistribusian pupuk subsidi di Sulawesi Tenggara, mulai dari petugas lapangan hingga distributor.
"Kami sangat menghargai upaya yang telah dilakukan untuk memastikan pupuk subsidi ini sampai ke tangan petani. Dengan distribusi yang baik, kami yakin bahwa petani dapat memanfaatkan pupuk ini secara optimal untuk meningkatkan hasil produksi mereka," kata Rusdin Jaya.
Pupuk subsidi merupakan salah satu program pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pertanian dengan memberikan kemudahan akses pupuk kepada petani.
![]() |
Pupuk Phonska, yang merupakan pupuk majemuk dengan kandungan Nitrogen, Fosfor, dan Kalium. Foto: Ist |
Melalui subsidi ini, diharapkan petani dapat memperoleh pupuk dengan harga yang lebih terjangkau, sehingga dapat meringankan beban biaya produksi pertanian. Di Sulawesi Tenggara, pupuk subsidi memainkan peran penting dalam mendukung berbagai komoditas unggulan, seperti padi, kakao, dan tanaman lainnya.
Dengan tantangan yang dihadapi dalam sektor pertanian, seperti perubahan iklim dan kenaikan harga input pertanian, kehadiran pupuk subsidi menjadi semakin krusial bagi para petani.
Oleh karena itu, Distanak Sulawesi Tenggara terus berupaya untuk memastikan bahwa pupuk subsidi dapat tersalurkan dengan baik dan tepat sasaran.
Penyaluran pupuk yang tepat waktu dan sesuai dengan kebutuhan menjadi kunci dalam mencapai target produksi pertanian di Sulawesi Tenggara. Dengan realisasi penyaluran yang telah mencapai lebih dari 50 persen untuk pupuk Phonska dan Urea, diharapkan para petani dapat segera memanfaatkan pupuk tersebut untuk musim tanam berikutnya.
Dalam menghadapi tantangan ke depan, Distanak Sulawesi Tenggara terus memantau dan mengevaluasi proses penyaluran pupuk subsidi, agar program ini dapat berjalan dengan efektif dan memberikan dampak positif bagi kesejahteraan petani di wilayah ini.
Laporan: Ary