Iklan

iklan

Distanak Sultra Sebut Ratusan Ekor Babi di Konawe Selatan Terkena Penyakit ASF

Rabu, 13 Maret 2024 | 00:17 WIB Last Updated 2024-03-29T16:21:18Z

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Sulawesi Tenggara, La Ode Muhammad Rusdin Jaya. Foto: Ist

KENDARI, NOTIFSULTRA.ID
- Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Sulawesi Tenggara sebut ratusan ternak babi terserang penyakit African Swine Fever (ASF), yang dapat membuat ternak babi mati mendadak.

African Swine Fever (ASF) adalah penyakit pada babi yang sangat menular dan dapat menyebabkan kematian pada babi hingga 100 % sehingga mengakibatkan kerugian ekonomi yang sangat besar. Virus ASF sangat tahan hidup di lingkungan serta relatif lebih tahan terhadap disinfektan

ASF tidak berbahaya bagi manusia dan bukan masalah kesehatan masyarakat. ASF bukan penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia (zoonosis), jadi produk babi dipastikan tetap aman untuk konsumsi.

Tanda-tanda Klinis ASF
1. Kemerahan di bagian perut, dada dan scrotum
2. Diare berdarah
3. Berkumpul bersama dan kemerahan pada telinga
4. Demam (41 derajat Celsius), Konjungtivitis, anoreksia, ataksia, paresis, kejang, kadang2 muntah, diare atau sembelit
5. Pendarahan Kulit Sianosis
6. Babi menjadi tertekan, telentang, kesulitan bernapas, tidak mau makan.

Penyakit ASF ini dapat menyebar melalui :

1. Kontak langsung
2. Serangga
3. Pakaian
4. Peralatan peternakan
5. Kendaraan
6. Pakan yang terkontaminasi

Untuk babi yang terkena penyakit ASF, dapat dilakukan isolasi hewan sakit dan peralatan serta dilakukan pengosongan kandang selama 2 bulan.

Untuk babi yang mati karena penyakit ASF agar dimasukkan ke dalam kantong dan harus segera dikubur oleh petugas untuk mencegah penularan yang lebih luas.

African Swine Fever (ASF) adalah penyakit pada babi yang sangat menular dan dapat menyebabkan kematian pada babi hingga 100 % sehingga mengakibatkan kerugian ekonomi yang sangat besar. Foto: Ist

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Sulawesi Tenggara, La Ode Muhammad Rusdin Jaya membeberkan sejak tahun 2024 tercatat 160 ekor sapi di Jati Bali, Konawe Selatan yang mati akibat terkena penyakit ASF.

"Itu baru di Kabupaten Konawe Selatan, belum lagi di Kabupaten lainnya," bebernya.

Rusdin mengungkap penjualan babi yang ada di Jati Bali ini itu tujuannya ke daerah Morosi atau area tambang, sehingga pihaknya tidak terlalu khawatir karena itu sudah pasti aman.

Karena kalau di jual ke area kawasan itu dapat di Kontrol melalui RPH dan pelaporan lalulintasnya pasti masuk di Isiknas.

"Yang kita khawatirkan itu kalau di jual di pasar umum, dan masyarakat tidak tau misalkan Babi itu terkena penyakit ASF," bebernya.

Sejak tahun 2024 tercatat 160 ekor sapi di Jati Bali, Konawe Selatan yang mati akibat terkena penyakit ASF. Foto: Ist

Sementara itu, Kepala UPTD Kesehatan Hewan, Distanak Sulawesi Tenggara, drh Rakhwana menjelaskan yang menjadi masalah dalam penanganan ASF ini itu belum adanya vaksin.

Tetapi, lanjutnya, beberapa waktu lalu pihaknya mendapatkan bantuan desinfektan itu dapat membantu mengurangi gejala atau penularan penyakit ASF ini.

"Itu peternak mereka mandikan babinya dan mereka kasih minum itu pake desinfektan itu," bebernya.

Ia menambahkan langkah strategis utama dalam mencegah terjadi ASF adalah melalui penerapan biosekuriti dan manajemen peternakan babi yang baik serta pengawasan yang ketat dan intensif  untuk daerah yang berisiko tinggi

Laporan: Ary

iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Distanak Sultra Sebut Ratusan Ekor Babi di Konawe Selatan Terkena Penyakit ASF

Trending Now

Iklan

Iklan

Iklan