![]() |
Plt Kepala Distanak Sultra, Muhammad Taufik sebut Pemprov Sultra komit dalam perkuat ketahanan pangan daerah. Foto: Ist. |
KENDARI, NOTIFSULTRA.ID — Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) terus mengakselerasi langkah konkret dalam memperkuat ketahanan pangan daerah.
Melalui Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distanak), Pemprov Sultra menargetkan pembukaan lahan sawah baru seluas 6.745 hektare (ha) pada tahun 2025.
Program strategis yang dikemas dalam Cetak Sawah Rakyat (CSR) ini menyasar enam kabupaten dengan sebaran lahan terbesar di Kolaka Timur seluas 2.195 ha, disusul Konawe dan Konawe Selatan masing-masing 1.400 ha, Bombana 750 ha, serta Kolaka dan Konawe Utara masing-masing 500 ha.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Distanak Sultra, Muhammad Taufik, menjelaskan bahwa program ini merupakan upaya jangka panjang untuk memperkuat produksi pangan lokal sekaligus membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat desa.
“Melalui cetak sawah rakyat, kami ingin memastikan Sultra memiliki basis produksi pangan yang kuat, modern, dan berkelanjutan,” ujarnya di Kendari, Jumat, (26/5/2025).
Sebelum tahap pembangunan dimulai, Distanak lebih dulu melaksanakan survei investigasi dan desain (SID) untuk memastikan kelayakan lokasi dari aspek teknis, sosial, dan penerimaan masyarakat.
Kegiatan SID ini menggandeng tim ahli dari Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari. Langkah ini dilakukan agar lahan yang dicetak dapat difungsikan secara permanen sebagai sawah produktif dan tidak dialihfungsikan di kemudian hari.
Setelah SID rampung, proses pembangunan lahan akan dilanjutkan dengan pembentukan 33 brigade pangan. Setiap brigade terdiri dari 15 anggota yang sebagian besar merupakan pemilik lahan, serta didukung tenaga mekanik dan pendamping lapangan.
Masing-masing brigade akan mengelola sekitar 200 hektare lahan dan mendapatkan bantuan sarana pertanian modern dari pemerintah.
“Bantuan itu meliputi mesin tanam, traktor roda empat (TR 4), mesin panen (combine harvester), pompa air, alat semprot, benih unggul, serta pupuk. Kami ingin masyarakat benar-benar siap mengelola lahan secara efektif dan produktif,” kata Taufik.
Penanaman padi perdana ditargetkan dimulai pada Oktober 2025, menyesuaikan dengan kalender tanam nasional dari Kementerian Pertanian.
Pemprov Sultra berharap, dengan dukungan penuh dari berbagai pihak, program cetak sawah ini dapat memperkuat kemandirian pangan sekaligus menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi pedesaan.
“Jika semua berjalan sesuai rencana, tahun 2025 akan menjadi momentum penting bagi Sultra untuk meneguhkan diri sebagai daerah dengan ketahanan pangan yang tangguh,” pungkas Taufik.
Laporan: La Ode Andi Rahmat