Dari Ladang ke Meja Makan: Petani Sultra Didorong Jadi Penyangga Pangan

Selasa, 17 Juni 2025 | 19:34 WIB Last Updated 2025-06-17T11:34:35Z


Petani Sultra Didorong Jadi Penyangga Pangan

Kendari, NotifSultra.id – Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) terus menunjukkan keseriusannya dalam memperkuat ketahanan pangan daerah.  Salah satu langkah strategis yang tengah digencarkan adalah pengembangan subsektor hortikultura, sejalan dengan visi-misi Gubernur Sultra, Bapak Andi Sumangerukka (ASR), yang menekankan pentingnya kemandirian pangan dan stabilitas harga bahan pokok di daerah.

Dinas Perkebunan dan Hortikultura Provinsi Sultra menjadi ujung tombak dalam upaya ini. Kepala dinas, Rusdin Jaya, mengungkapkan bahwa secara umum potensi hortikultura di Sultra sangat mampu memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat. 

Menurutnya, kunci utama keberhasilan terletak pada pendampingan intensif terhadap kelompok tani di sentra produksi, melalui edukasi dan bimbingan teknis yang berkelanjutan.

Ia juga menambahkan bahwa Gubernur Sultra telah memberikan arahan tegas agar sektor pangan diperkuat secara menyeluruh, tidak hanya untuk mencukupi kebutuhan daerah, tetapi juga sebagai langkah konkret dalam mengendalikan inflasi. Komoditas yang kerap menjadi penyumbang inflasi harus diantisipasi melalui mitigasi, penguatan produksi lokal, dan distribusi yang efisien.

Di tahun 2024, sejumlah komoditas hortikultura menunjukkan performa yang menjanjikan. Dalam kategori sayur dan buah semusim, tanaman kubis mencatatkan produktivitas tertinggi, yakni sebesar 55,04 kuintal per hektar. 

Pusat produktivitas tertinggi berada di Kabupaten Konawe Utara, yang mencatatkan hingga 175 kuintal per hektar, sekaligus menjadi penghasil kubis terbesar di Sultra dengan produksi mencapai 1.750 kuintal dari lahan seluas 10 hektar. Namun, jika dilihat dari luas panennya, Kabupaten Buton menjadi yang tertinggi dengan total panen seluas 27,25 hektar.

Tanaman kangkung menjadi yang paling luas dibudidayakan di antara jenis sayuran semusim, dengan total luas panen mencapai 1.828,23 hektar dan menghasilkan lebih dari 43 ribu kuintal. Sedangkan dari sisi jumlah produksi tertinggi, terung menempati posisi teratas dengan total produksi sepanjang 2024 sebesar 48.141,67 kuintal.

Untuk tanaman bawang merah, Kabupaten Bombana menunjukkan kontribusi signifikan dengan hasil panen mencapai 1.681 kuintal dari 30 hektar lahan, sementara tanaman cabai rawit menunjukkan distribusi hasil yang variatif. Kabupaten Kolaka menjadi wilayah dengan luas panen terbesar, sedangkan produksi terbanyak berasal dari Kabupaten Konawe Selatan. Produktivitas tertinggi cabai rawit justru dicapai oleh Kabupaten Wakatobi yang mencatatkan hasil hingga 129,12 kuintal per hektar.

Dalam komoditas buah dan sayuran tahunan, pisang menjadi tanaman unggulan dengan produksi terbesar sepanjang tahun, yakni mencapai 460.286 kuintal. Kabupaten Muna menyumbang angka tertinggi dengan total 136.758 kuintal, disusul oleh Kota Baubau dengan produksi sebesar 105.777 kuintal. 

Komoditas nanas juga menempati posisi strategis, dengan produksi tahunan mencapai lebih dari 219 ribu kuintal. Kabupaten Konawe Selatan menjadi pusat utama produksi nanas, menyumbang lebih dari sepertiga total produksi Sultra, disusul oleh Kabupaten Muna.

Sementara itu, di kategori tanaman biofarmaka, rimpang menjadi komoditas dengan produksi tertinggi sepanjang tahun. Total produksi rimpang seperti jahe, kunyit, dan lengkuas mencapai 1,89 juta kilogram, dengan Konawe Selatan sebagai wilayah penghasil utama, diikuti oleh Kabupaten Muna. Tanaman jeruk nipis juga mencatatkan hasil yang sangat baik, dengan produksi mencapai lebih dari 1,45 juta kilogram. Lagi-lagi, Konawe Selatan memimpin produksi jeruk nipis dengan capaian hampir setengah juta kilogram, dan disusul oleh Kabupaten Kolaka Timur.

Upaya penguatan sektor hortikultura ini tidak hanya menjadi bagian dari strategi ketahanan pangan, tetapi juga sebagai bentuk komitmen pemerintah dalam menciptakan kesejahteraan petani dan stabilitas ekonomi masyarakat. Dengan sinergi antara pemerintah daerah, petani, dan pelaku usaha pertanian, Sulawesi Tenggara diyakini mampu menjadi daerah yang mandiri dan tangguh dalam penyediaan pangan.

Penulis: La Ode Andi Rahmat

iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Dari Ladang ke Meja Makan: Petani Sultra Didorong Jadi Penyangga Pangan

Trending Now

Iklan