Disperindag Sultra Kendalikan Inflasi Lewat Pasar Murah dan Pemantauan Harga. Foto: Ist
KENDARI, NOTIFSULTRA.ID – Stabilitas inflasi yang rendah dan terkendali menjadi salah satu kunci utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan serta peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Inflasi yang terkendali tidak hanya menjaga daya beli masyarakat, tetapi juga menciptakan kondisi yang kondusif bagi para pelaku ekonomi dalam mengambil keputusan strategis, yang pada gilirannya berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi daerah maupun nasional.
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) terus memprioritaskan pengendalian inflasi, terutama setelah Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sultra meraih penghargaan bergengsi sebagai TPID dengan kinerja terbaik di kawasan Sulawesi dalam TPID Awards 2024.
Namun, mempertahankan prestasi tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, salah satunya Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sultra.
TPID Sultra dinilai sukses menekan inflasi dengan serangkaian langkah strategis, mulai dari menjaga stabilitas pasokan, mendorong produksi lokal, hingga mengembangkan hilirisasi komoditas hortikultura.
Plt Kepala Disperindag Sultra, Laode Muh. Fitrah Arsyad, menegaskan komitmen pihaknya dalam menjaga inflasi tetap terkendali melalui berbagai upaya konkret, khususnya di bidang perdagangan dalam negeri.
Pembukaan pasar murah Disperindag Sultra dalam mengendalikan inflasi jelang Hari Kemerdekaan RI. Foto: Ist
“Disperindag akan terus melakukan berbagai langkah konkret untuk memastikan inflasi tetap terkendali. Salah satunya dengan memantau harga dan ketersediaan komoditas secara intensif,” ujarnya.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Sultra menunjukkan bahwa pada Juli 2024, inflasi di Sultra mencapai 1,73 persen, mengalami penurunan dari angka sebelumnya yang berada di 2,35 persen. Angka tersebut juga berada di bawah inflasi nasional sebesar 2,13 persen, menempatkan Sultra di peringkat ketujuh provinsi dengan inflasi terendah di Indonesia.
"Saat ini, inflasi di Sultra berada pada level yang cukup rendah yaitu 1,73 persen. Ini adalah pencapaian yang patut diapresiasi, namun tantangan ke depan adalah menjaga stabilitas ini agar daya beli masyarakat tetap terjaga," tambah Fitrah.
Fitrah juga mengakui bahwa fluktuasi harga barang di pasar bisa menjadi tantangan, sehingga diperlukan kerja sama semua pihak untuk memastikan harga tetap terkendali dan terjangkau oleh masyarakat.
Salah satu langkah nyata yang dilakukan Disperindag Sultra untuk menekan inflasi adalah dengan menggelar pasar murah yang berlangsung pada 6-9 Agustus 2024 di halaman kantor Disperindag Sultra. Kegiatan ini bekerja sama dengan Dharma Wanita Persatuan (DWP) Sultra dan melibatkan sejumlah distributor kebutuhan pokok, termasuk Perum Bulog Sultra.
Selain menggelar pasar murah, Disperindag Sultra juga terus berkoordinasi dengan TPID, Satgas Pangan, dan Dinas Ketahanan Pangan (Ketapang) untuk melakukan pemantauan harga di pasar-pasar tradisional serta distributor.
Disperindag Sultra Kendalikan Inflasi Lewat Pasar Murah dan Pemantauan Harga. Foto: Ist
Hasil pemantauan ini kemudian dijadikan dasar dalam penentuan Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Kendari yang akan dilaporkan ke Kementerian Perdagangan.
Fitrah mencontohkan kasus kenaikan harga LPG 3 Kg yang terjadi di beberapa kota lain, namun berkat upaya pengendalian harga yang intensif, harga LPG di Kota Kendari tetap stabil.
“Alhamdulillah, harga LPG di Kendari masih bisa kami kendalikan meskipun di beberapa kota mengalami kenaikan,” ujarnya.
Pasar murah yang digelar Disperindag Sultra juga berfokus pada distribusi sembako, seperti minyak goreng dan beras dengan berbagai kemasan, yang dijual dengan harga terjangkau bagi masyarakat. Ke depan, lokasi pelaksanaan pasar murah akan diprioritaskan di daerah-daerah dengan tingkat inflasi yang lebih tinggi, berdasarkan data IHK dari BPS.
Berdasarkan data BPS per Juli 2024, Kota Kendari tercatat memiliki inflasi tertinggi di Sultra, yakni sebesar 2,02 persen. Untuk itu, Disperindag Sultra memperkuat langkah pengendalian inflasi dengan mengintensifkan pelaksanaan pasar murah dan operasi pasar di wilayah tersebut.
Kegiatan pasar murah selama empat hari itu mendapat sambutan positif dari masyarakat, sekaligus menunjukkan komitmen pemerintah dalam menjaga stabilitas harga di tengah berbagai tantangan ekonomi.
Laporan: Ary