![]() |
Pj Gubernur Sulawesi Tenggara bersama Kadis Tanak, Kadis Perindag berserta jajaran saat meninjau stok beras jelang Nataru. Foto: Ist |
KENDARI, NOTIFSULTRA.ID - Masalah El Nino baru-baru ini menjadi tantangan terhadap petani sehingga berpengaruh pada produksi padi di Sulawesi Tenggara.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Sulawesi Tenggara, La Ode Rusdin Jaya mengatakan, hasil produksi padi pada masa El Nino sebenarnya sedikit meningkat karena masa El Nino ini jarang ada serangan orgasme pengganggu tanaman (OPT).
Akan tetapi, lanjut Rusdin karena adanya EL Nino perubahan ini dapat menyebabkan penundaan dalam penanaman tanaman, penurunan luas tanam, atau bahkan kegagalan panen.
"Petani perlu memperhatikan perubahan cuaca yang terkait dengan El Nino agar dapat menyesuaikan jadwal tanam mereka," ujar Rusdin Jaya, Kendari (12/12/2023).
Lebih lanjut Rusdin Jaya beberkan hasil panen padi di Sulawesi Tenggara, untuk bulan Oktober dan November pada dasarnya Surplus, karena pada bulan Juni sampai Agustus sehingga hasil panennya bulan September dan November.
![]() |
Kadis Tanak Sulawesi Tenggara beberkan stok beras jelang Nataru di Sulawesi Tenggara masih aman. Foto: Ist |
"Jadi kita masih tetap Surplus dan stok beras aman," ujarnya.
Rusdin mengatakan jelang natal dan tahun baru (NATARU) sebenarnya terjadi defisit, akan tetapi jika diakumulasikan hingga tahun 2023 masih Surplus, karena ada bulan yang mengalami defisit dan ada juga mengalami Surplus.
Rusdin mengucapkan terima kasih kepada para Petani yang telah berhasil mempertahankan lahannya agar tetap berproduksi di tengah dampak el nino yang menyebabkan kemarau berkepanjangan
Rusdin mendorong penggunaan teknologi pertanian sangat penting, agar peningkatan kualitas petani dan produktivitas hasil pertanian jauh meningkatkan.
Ia mengatakan penyaluran padi Biofortivikasi saat ini telah rampung semua di beberapa kabupaten diantaranya Kabupaten Konawe Kepulauan, Kabupaten Buton, Kabupaten Konawe Selatan, Kabupaten Bombana, Kabupaten Kolaka Utara dan Kabupaten Kolaka.
![]() |
Kadis Tanak dan Kadis Perindag Sulawesi Tenggara berserta jajaran saat meninjau stok bahan pokok jelang Nataru. Foto: Ist |
Rusdin menambahkan Pemerintah Sulawesi Tenggara terus bergerak dan hadir ditengah kesulitan yang dihadapi oleh petani, karena tujuan akhir dari bertani bukanlah menumbuhkan tanaman, tetapi menjaga kehidupan.
Rusdin berharap ke depan akan dapat menghasilkan hasil pengukuran dan penghitungan angka produksi dan informasi pendukungnya yang lebih cepat, tepat, akurat dan akuntabel tentunya hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah mengenai Satu Data Indonesia yang tertuang pada Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2019.
"Yang dilatarbelakangi oleh Kebutuhan Pemerintah atas data sebagai dasar perencanaan, pelaksanaan, evaluasi serta pengendalian pembangunan di Indonesia," bebernya.
Dilansir dari biroekenomi.sultra.goi.id sebelumnya stok beras di Sulawesi Tenggara juga mengalami Surplus hingga 18 Ton pada Maret 2023, tren positif itu berlanjut hingga akhir tahun 2023.
Laporan: Rhay